Ada beberapa cara melakukan penilaian
status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Umur.
Umur sangat
memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan
maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka
yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2
tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam
hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b.
Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan
yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat
Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan,
yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling
banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung
pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan
situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
c.
Tinggi Badan
Tinggi badan
memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering
dan kecil pendek. Tinggi badan sangat
baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan
berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan
dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau
juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut
Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan
indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI,
2004).
Berat badan dan
tinggi badan adalah salah satu
parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang
berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi
pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat
badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang
bila dibandingkan dengan penggunaan
BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 1 Penilaian
Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
No
|
Indeks yang dipakai
|
Batas Pengelompokan
|
Sebutan Status Gizi
|
1
|
BB/U
|
< -3 SD
|
Gizi buruk
|
|
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Gizi kurang
|
|
|
- 2 s/d +2 SD
|
Gizi baik
|
|
|
> +2 SD
|
Gizi lebih
|
2
|
TB/U
|
< -3 SD
|
Sangat Pendek
|
|
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Pendek
|
|
|
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
|
|
> +2 SD
|
Tinggi
|
3
|
BB/TB
|
< -3 SD
|
Sangat Kurus
|
|
|
- 3 s/d
<-2 SD
|
Kurus
|
|
|
- 2 s/d +2 SD
|
Normal
|
|
|
> +2 SD
|
Gemuk
|
Sumber : Depkes RI 2004.
Data baku
WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil
(persentile) dan skor simpang baku
(standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak
dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya
digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya
relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2. Interpretasi Status
Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
No
|
Indeks yang digunakan
|
Interpretasi
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
||
|
|
|
|
|
1
|
Rendah
|
Rendah
|
Normal
|
Normal, dulu kurang
gizi
|
|
Rendah
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang ++
|
|
Rendah
|
Normal
|
Rendah
|
Sekarang kurang +
|
2
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
|
Normal
|
Tinggi
|
Rendah
|
Sekarang kurang
|
|
Normal
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, dulu
kurang
|
3
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi, normal
|
|
Tinggi
|
Rendah
|
Tinggi
|
Obese
|
|
Tinggi
|
Normal
|
Tinggi
|
Sekarang lebih, belum
obese
|
Keterangan
: untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri
WHO-NCHS
Tinggi :
> + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
|
Sumber : Depkes RI 2004.
No comments:
Post a Comment