A. Konsep Persalinan Normal
1.
Pengertian
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291).
Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, 2007 : 100).
2.
Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang
menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan :
a)
Teori Penurunan Progesteron
Penurunan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 20 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi
progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang
selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan
bahwa saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi
progesteron.
b)
Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi
peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi
saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin
dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung
terus atau minimal melakukan kerjasama.
c)
Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat
dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek
dan kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.
d)
Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada
maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan
pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan
kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan
hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui
bentuk sinyalnya.
e)
Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui
bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua.
Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat memicu interleukin
-1 untuk melakukan “hidrolisis gliserofosfolofid” sehingga terjadi pelepasan
dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula
bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam
arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion. Selain itu, terjadi
pembentukan prostasiklin dalam miometrium desidua dan korion leave.
Prostaglandin dapat melunakkan
serviks dan merangsang kontraksi bila diberikan dalam bentuk infuse, per os,
atau secara intra vaginal. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa proses
mulainya persalinan merupakan proses yang kompleks dan paling dominant, tetapi
merupakan inisiasi pertama yang masih belum diketahui dengan pasti.
3.
Tanda Menjelang Persalinan
a.
Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP
pada minggu 36 yang disebut lightening
b.
Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
c.
Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian
bawah dan menekan kandung kemih.
d.
Dapat menimbulkan sering kencing atau
polakisuria
e.
Pada Pemeriksaan : Tinggi fundus uteri semakin
turun; Serviks uteri mulai lunak, sekalipun terdapat pembukaan
f.
Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuensi :
1)
Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya
dalam 10 menit
2)
Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan
serviks dapat mulai muncul.
3)
Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat
pembukaan.
4)
Dengan stripping selaput ketuban akan dapat
memicu his semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.
4.
Tanda Mulai Persalinan
Timbulnya his persalinan dengan
ciri :
a. Fundul
dominant
b.
Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin
pendek
c.
Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke
pinggang
d.
Menimbulkan perubahan progresif pada serviks
berupa perlunakan dan pembukaan
e.
Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah (Manuaba, 2007 : 314).
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :
Ø
Penipisan dan pembukaan serviks
Ø
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan
pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Ø
Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina (Waspodo, 2007 : 37).
Berlangsungnya
Persalinan Normal
Persalinan
dibagi menjadi 4 kala :
Ø
Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi
dalam 2 fase :
Fase Laten : Berlangsung selama 8
jam. Pembukaan terjadi sangat lembab sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
Fase Aktif : Dibagi dalam 3 fase
lagi, yakni :
-
Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3
cm tadi menjadi 4 cm
-
Fase Dilatasi Maksimal : Dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
-
Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat
kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira
13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.
Ø
Kala II
Kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi. Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Gejala dan Tanda Kala II
Persalinan adalah :
-
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi
-
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rectum dan atau vaginanya
-
Perineum menonjol
-
Vulva vagina dan sfingter ani membuka
-
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
-
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa
dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah :
ü
Pembukaan serviks telah lengkap
ü
Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus
vagina
-
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Oleh karena biasanya kepala janin
sudah masuk ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula
tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Perineum menonjol menjadi
lebih besar dan anus membuka. Labia membuka dan tak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bila panggul sudah lebih berelaksasi kepala
tidak masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan mengejan maksimal kepala lahir
dengan suboksiput dibawah simphisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan
anggota bayi. Para primgravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada
multipara rata-rata 0,5 jam.
Ø
Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta
lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah. Kala III berlangsung sampai 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
Ø
Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya
plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Hal
terpenting :
-
Kontraksi uterus harus bagus
-
Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat
genetalia lainnya
-
Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
-
Kandung kencing harus kosong
-
Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan
tidak ada hematoma
-
Bayi dalam keadaan baik
-
Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah
normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi yang
menurun dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.
No comments:
Post a Comment