Tuesday, August 7, 2012

Bagaimana Bersalin itu ?

A.    Konsep Persalinan Normal
1.      Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2007 : 100).

2.      Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan :
a)      Teori Penurunan Progesteron
Penurunan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 20 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.

b)      Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan kerjasama.

c)      Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.

d)     Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir, belum diketahui dengan pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat. Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun bentuk diketahui bentuk sinyalnya.

e)      Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat memicu interleukin -1 untuk melakukan “hidrolisis gliserofosfolofid” sehingga terjadi pelepasan dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2 alfa. Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion. Selain itu, terjadi pembentukan prostasiklin dalam miometrium desidua dan korion leave.
Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang kontraksi bila diberikan dalam bentuk infuse, per os, atau secara intra vaginal. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa proses mulainya persalinan merupakan proses yang kompleks dan paling dominant, tetapi merupakan inisiasi pertama yang masih belum diketahui dengan pasti.

3.      Tanda Menjelang Persalinan
a.       Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut lightening
b.      Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
c.       Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan kandung kemih.
d.      Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
e.       Pada Pemeriksaan : Tinggi fundus uteri semakin turun; Serviks uteri mulai lunak, sekalipun terdapat pembukaan
f.       Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuensi :
1)      Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit
2)      Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai muncul.
3)      Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
4)      Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin frekuen dan persalinan dapat dimulai.

4.      Tanda Mulai Persalinan
Timbulnya his persalinan dengan ciri :
a.       Fundul dominant
b.      Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
c.       Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
d.      Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa perlunakan dan pembukaan
e.       Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah (Manuaba, 2007 : 314).

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :
Ø  Penipisan dan pembukaan serviks
Ø  Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
Ø  Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina (Waspodo, 2007 : 37).
Berlangsungnya Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
Ø  Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
Fase Laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembab sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
Fase Aktif : Dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
-          Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
-          Fase Dilatasi Maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
-          Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.

Ø  Kala II
Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Gejala dan Tanda Kala II Persalinan adalah :
-          Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
-          Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
-          Perineum menonjol
-          Vulva vagina dan sfingter ani membuka
-          Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
-          Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya adalah :
ü  Pembukaan serviks telah lengkap
ü  Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
-          Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Oleh karena biasanya kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Perineum menonjol menjadi lebih besar dan anus membuka. Labia membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila panggul sudah lebih berelaksasi kepala tidak masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan mengejan maksimal kepala lahir dengan suboksiput dibawah simphisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primgravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.

Ø  Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III berlangsung sampai 6 sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.

Ø  Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Hal terpenting :
-          Kontraksi uterus harus bagus
-          Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genetalia lainnya
-          Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
-          Kandung kencing harus kosong
-          Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
-          Bayi dalam keadaan baik
-          Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.

No comments:

Post a Comment