a.
Anamnesa
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan
informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini
digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai, meliputi :
1) Nama,
umur, dan alamat
2)
Gravida dan para
3)
Hari pertama haid terakhir
4)
Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
5)
Riwayat alergi obat-obat tertentu
6)
Riwayat kehamilan yang sekarang dan sebelumnya
7)
Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan,
hipertensi, gangguan jantung, berkemih, dan lain-lain)
8)
Riwayat medis saat ini (sakit kepala, gangguan
penglihatan, pusing atau nyeri epigastrum bagian atas)
b.
Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah
untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta kenyamanan fisik ibu
bersalin, meliputi; pemeriksaan abdomen. Pemeriksaan abdomen digunakan untuk :
1)
Menentukan tinggi fundus uterus
2)
Memantau kontraksi usus
3)
Memantau denyut jantung janin
4)
Menentukan presentasi
5)
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
c.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam diperlukan
untuk menilai :
1)
Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian
yang menyempit
2)
Keadaan serta pembukaan serviks
3)
Kapasitas panggul
4)
Ada atau tidak adanya penghalang (tumor) pada
jalan lahir
5)
Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit
umpamanya bartholmitis, urethritis, sistitis, dan sebagainya
6)
Pecah tidaknya ketuban
7)
Presentasi kepada janin
8)
Turunnya kepala dalam ruang panggul
9)
Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
10) Apakah
partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah berlangsung
(Prawirohardjo, 2006 : 193)
d.
Mendokumentasikan hasil anamnesa, pemeriksaan
fisik kedalam patograf meliputi: informasi tentang ibu, kondisi janin, kemajuan
persalinan, jam dan waktu, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang
diberikan, kondisi ibu dan asuhan serta pengamatan klinik, mencatat dan
mengkaji hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik (Waspodo, 2007 : 38-44)
1.
Mekanisme Persalinan
His adalah
salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah
cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala
melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula
kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring
dengan pintu atas panggul.
Keadaan
asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya kepala
dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah
lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior.
Akibat sumbu
kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati
suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala yang akan
menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul
dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus
(9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm)
Sampai didasar
panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang
turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterine
disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula
putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan
berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di
bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan
gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
Dengan
kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma,
dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan
rotasi, yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan
kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala
dengan punggung anak.
Didalam rongga
panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada
dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terebih dahulu
baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya
(Prawirohardjo, 2006:188-190).
Lama
persalinan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh paritas, interval kelahiran,
status psikologis, presentasi dan posisi janin, bentuk dan ukuran pelvik
maternal, serta karakteristik kontraksi uterus (Fraser, 2009 : 432).
No comments:
Post a Comment