Monday, July 30, 2012

Tanda, Gejala, Dan Diagnosa Abortus


  1. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
  1. Terdapat keterlambatan dating bulan
  2. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
  3. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim
  4. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
  5. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif

Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
  1. Perdarahan lebih banyak
  2. Perut mules atau sakit lebih hebat
  3. Pada pemariksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba

Tanda dan gejala abortus Inkomplit :
a.       Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis
b.      Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
c.       Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
d.      Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma)

Tanda dan gejala abortus Kompletus :
a.       Uterus telah mengecil
b.      Perdarahan sedikit
c.       Canalis servikalis telah tertutup

Tanda dan gejala Missed Abortion :
a.       Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin
b.      Buah dada mengecil kembali

  1. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :
1.      Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang abortus
Tujuan          : kecemasan ibu berkurang
Tindakan      :
§  Lakukan komunikasi terapetik dengan pasien
§  Berikan informasi tentang abortus
§  Yakinkan pasien tentang diagnosa
2.      Resiko infeksi berhubungan dengan pendarahan pervaginam
Tujuan          : infeksi dapat dicegah
Tindakan      :
§  Observasi perdarahan
§  Observasi TTV
§  Lakukan tindakan sesuai prosedur aseptic
§  Kolaborasi pemberian obat antibiotik
3.      Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, perubahan dinding endometrium dan jalan lahir
Tujuan          : nyeri berkurang
Tindakan      :
§  Kaji skala nyeri
§  Anjurkan pasien untuk bedrest total
§  Berikan pasien posisi yang nyaman
§  Kolaborasi pemberian obat analgetik
4.      Resiko syok hipofolemik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan          : syok dapat dicegah

Tindakan      :
§  Observasi perdarahan
§  Observasi TTV
§  Anjurka pasien untuk bedrest total
§  Kolaborasi pemberian obat anti koagulan
5.      Berduka berhubungan dengan kehilangan
Tujuan          : pasien dan keluarga tabah menghadapi    kenyataan kehilangan
Tindakan      :
§  Beri dorongan klien dan keluarga untuk dapat menerima keadaan
§  Memotivasi pasien dan keluarga untuk tabah dan sabar
§  Bila berlebihan kolaborasi untuk konsultasi dengan psikolog

No comments:

Post a Comment