Tuesday, July 31, 2012

Definisi Nifas


1.      Definisi
               Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono,2008:356). Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2004:492). Post partum (nifas) secara harafiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil). (William,1995). Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama ± 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002).

2.      Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a.       Puerperium dini adalah kondisi kepulihan dimana seorang ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan
b.      Puerperium Intermedial adalah kondisi kepulihan organ genital secara menyeluruh dengan lama ± 6-8 minggu
c.       Remote Puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila saat hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. Waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan ataupun tahunan.

3.      Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)
               Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ reproduksi yaitu :

Sistem Reproduksi
a.       Uterus
         Proses kembalinya uterus keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :

Tabel 1. TFU menurut masa involusi
INVOLUSI
TFU
BERAT UTERUS
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Placenta lahir
± 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis
± 1000 gram
1 minggu
Pertengahan  antara umbilikus dan simfisis pubis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba di atas simfisis
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50-60 gram


                                                                             (Bobak,2004:493)

            Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hiperplasia (peningkatan jumlah sel-sel otot), hipertropi, pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
            Subinvolusi ialah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi. (Bobak.2004:493)



KONTRAKSI :
            Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir. Selama 1 samapi 2 jam pertama pascapartum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin secara IV atau IM diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
(Bobak.2004:493)

REGENERASI ENDOMETRIUM
Ø  Dalam 2 atau 3 hari kelahiran, desidua yang tertinggal di uterus berdiferensiasi menjadi 2 lapisan.
Ø  Lapisan superfisial menjadi nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuhan luka dan terkelupasnya bersama lokhia.
Ø  Proses penyembuhan yang unik ini yang memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa dan memungkinkan implantasi dan plasentasi untuk kehamilan yang akan datang.

INVOLUSI TEMPAT PLASENTA
Ø  Ekstrusi lengkap tempat plasenta memerlukan waktu sampai 6 minggu.
Ø  Jika proses ini terganggu mungkin akan terjadi pendarahan post partum.
Ø   Ukuran bekas tempat plasenta segera setelah lahir kira-kira sebesar telapak tangan, akhir minggu ke 2 berdiameter 2-4 cm.                                        

b.      Vagina dan Perineum
Vagina dan pintu keluar vagina membentuk lorong luas dan secara perlahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara. Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina. Macam – macam lochia :
§  Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari pasca persalinan
§  Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke 3 – 7 pasca persalinan
§  Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7 – 14 hari pasca persalinan
§  Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan

Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama dengan luka operasi lain. Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak, atau rabas) atau tepian insisi tidak saling melekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam dua sampai tiga minggu. Hemoroid biasanya akan terlihat pada ibu yang memiliki riwayat hemoroid dan karena mengedan terlalu kuat.


c.       Payudara
·         Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama hamil estrogen, progesteron, human chrorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol, dan insulin. Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI akan makin banyak diproduksi. Perubahan yang terjadi pada payudara meliputi :
v  Proliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak
v  Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning, mengandung banyak protein albumin dan globulin yang baik untuk meningkatkan sistem imunitasi bayi
v  Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamma

d.      Serviks
         Serviks segera setelah kala III, serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur tipis, kolaps, dan kendur. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan sampai pada akhir minggu pertama sulit untuk dimasukkan satu jari.

Sistem Pencernaan
a.       Nafsu Makan
               Ibu biasanya lapar segera melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi makan ringan. Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta konsumsi camilan yang sering ditemukan.

b.      Motilitas
               Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

c.       Defekasi
               Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal (Bobak.2004:498)

Sistem Perkemihan
a.       Uretra dan kandung kemih
         Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi. Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adaya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami edema.
         Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi penurunan atau mengubah reflex berkemih, penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dpat menyebabkan pendarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5 sampai 7 hari setelah bayi lahir. (Bobak.2004:498)

Sistem Integumen
         Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh dara seperti spider angioma (nevi), eritema palmar biasanya berkurang sebagai respon terhadap penurunan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir. Diaforesis adalah perubahan yang paling jelas terlihat pada sistem integumen.

Abdomen
         Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomen akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kembali elastisitasnya, tetapi sejumlah kecil stria menetap. Pada keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan seperti bayi besar, atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, suatu keadaan yang dinamai diastasis rekti abdominis.

Sistem endokrin
*      Hormon Plasenta
HCg (-) pada minggu ke-3 post partum. Progesteron plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus menstruasi.
*      Hormon pituitari
Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama. Menurun sampai tidak ada. Pada ibu tidak menyusui FSH, LH tidak ditemukan pada minggu pertama post partum.

 Sistem Kardiovaskular
a.       TTV
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post partum dan terjadi bradikardi (50-70 x/mnt) tanpa keluhan, terjadi takikardia jika postpartum lama.

b.      Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu. Biasanya darah menurun pada persalinan normal : 200-500 cc dan secaria 600-800cc.

c.       Komponen darah
Hemoglobin, eritrosit normal, leukosit : 1500-3000, trombosit meningkat jika emboli.

d.      Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.

Sistem respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR 16-24 x/mnt, keseimbangan asam basa kembali setelah 3 minggu.

Pemeriksaan penunjang
1.Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
2.Urine lengkap

  N.,;,;l,

No comments:

Post a Comment